Saturday, September 14, 2019

Kandungan Garam dan Unsur Kimia dalam Air Laut

Pengenalan Air Laut dan Salinitas

Air laut mengandung sekitar 3,5% garam, gas terlarut, bahan organik, dan partikel tidak terlarut. Keberadaan garam mempengaruhi sifat fisis air laut seperti densitas, kompresibilitas, titik beku, dan suhu densitas maksimum. Namun, beberapa sifat seperti viskositas dan daya serap cahaya tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh salinitas adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.

Pemandangan ladang garam di tepi laut dengan tumpukan garam putih di bawah langit biru
Ilustrasi kandungan garam: Ladang garam di tepi laut dengan tumpukan garam putih yang siap untuk diproses. Garam laut ini dihasilkan dari proses penguapan air laut

Komposisi Garam Utama dalam Air Laut

Garam utama dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), dan potasium (1%). Sisanya, kurang dari 1%, terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium, dan florida. Sumber utama garam di laut berasal dari pelapukan batuan di darat, gas vulkanik, dan sirkulasi lubang hidrotermal di laut dalam.

Pengukuran Salinitas di Air Laut

Secara praktis, pengukuran salinitas di laut dilakukan dengan meninjau kandungan klorida (Cl). Pada tahun 1902, kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah gram ion klorida per kilogram air laut. Penentuan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk mengukur kandungan klorida.

Unsur Kimia dalam Air Laut

1. Klorida

Klorida banyak ditemukan di alam karena sifatnya yang mudah larut. Kandungan klorida di alam berkisar dari kurang dari 1 mg/l hingga beberapa ribu mg/l di air laut. Industri dan aktivitas manusia sering kali meningkatkan kandungan klorida. Konsentrasi maksimal klorida dalam air minum adalah 250 mg/l. Klorida dalam jumlah kecil tidak berbahaya dan dibutuhkan untuk desinfeksi. Klorida dalam jumlah besar berasal dari air buangan industri dan urin manusia yang mengandung sekitar 6 gram klorida per hari.

2. Kalium

Jumlah kalium dalam air laut lebih sedikit dibanding natrium, tetapi lebih banyak dalam batuan endapan. Organisme laut menyerap kalium ke dalam sel-sel tubuh mereka. Kelebihan kalium dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti henti jantung. Kalium diperlukan untuk keseimbangan cairan-elektrolit, transmisi saraf, pengaturan enzim, dan kontraksi otot. Kalium cepat diserap oleh tubuh dan kelebihannya dikeluarkan melalui urin dan keringat.

3. Fosfat

Fosfor digunakan oleh organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor dalam air laut berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Sumber fosfat di laut berasal dari sungai yang membawa sampah dan fosfat daratan. Peningkatan kadar fosfat dapat menyebabkan ledakan populasi fitoplankton yang mengakibatkan kematian ikan massal. Fosfat penting dalam pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel.

4. Nitrogen

Nitrogen dalam air terjadi dalam berbagai bentuk senyawa. Nitrogen molekuler (N2) adalah yang paling banyak, tetapi tidak berguna bagi organisme. Nitrogen penting dalam siklus organik untuk menghasilkan asam amino dan protein. Bakteri mengubah nitrogen molekuler menjadi bentuk gabungan (NO2, NO3, NH4) yang dapat digunakan oleh tumbuhan. Nitrogen lepas ke udara dan diserap selama siklus nitrogen berlangsung.

Baca juga; Gas Terlarut Dalam Air Laut dan  Nitrat, fosfat dan silikat

Kesimpulan

Air laut mengandung berbagai garam dan unsur kimia yang mempengaruhi sifat fisis dan kimiawi air. Salinitas air laut sangat penting dalam menentukan daya hantar listrik dan tekanan osmosis. Unsur kimia seperti klorida, kalium, fosfat, dan nitrogen memiliki peran penting dalam ekosistem laut dan kesehatan manusia. Peningkatan kandungan unsur-unsur ini dapat berdampak negatif pada lingkungan laut.