Thursday, December 3, 2009

Navigating Safety: Dasar-Dasar Keselamatan di Kapal

Pelajari dasar-dasar keselamatan di kapal, termasuk prosedur evakuasi, peralatan keselamatan, dan tindakan darurat untuk menghadapi situasi di laut dengan aman dan efektif

JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

  1. Tubrukan: Terjadi saat dua kapal bertabrakan akibat kesalahan navigasi, cuaca buruk, atau gangguan teknis.
  2. Reaksi Muatan: Terjadi ketika muatan kapal tidak stabil atau terjadi pergeseran muatan yang mengancam kestabilan kapal.
  3. Kebakaran - Meledak: Bahaya kebakaran dan ledakan dapat disebabkan oleh kebocoran bahan bakar, korsleting listrik, atau kesalahan dalam penggunaan peralatan.
  4. Kandas: Kapal terdampar di perairan dangkal karena kesalahan navigasi, cuaca buruk, atau gangguan teknis.
  5. Kebocoran: Bocornya bagian kapal dapat disebabkan oleh kerusakan struktural, tumbukan, atau korosi.
  6. Tenggelam atau Terbalik: Kapal bisa tenggelam karena kebocoran yang parah atau terbalik akibat gelombang besar atau beban tidak seimbang.
  7. Pencemaran: Terjadi jika kapal mengalami kebocoran tangki bahan bakar atau muatan berbahaya yang menyebabkan pencemaran lingkungan.
  8. Kerusakan Kendali Kapal: Gangguan pada sistem kendali kapal seperti mesin, kemudi, atau sistem navigasi.
  9. Orang Jatuh ke Laut: Kejadian ini dapat terjadi karena kecelakaan, kehilangan keseimbangan, atau tindakan yang tidak aman di atas kapal.

PENYEBAB

  1. Faktor Teknis: Kesalahan dalam perawatan kapal, kegagalan sistem, atau kerusakan mekanis.
  2. Faktor Alam: Cuaca buruk, gelombang besar, badai, atau kondisi lingkungan ekstrem.
  3. Faktor Manusia: Kesalahan manusia seperti kesalahan navigasi, kelalaian, atau tindakan yang tidak aman.

Sijil Darurat: Dokumen resmi yang berisi petunjuk tindakan darurat dan lokasi tempat berkumpul.

Tempat Berkumpul: Area yang telah ditentukan untuk berkumpul saat terjadi keadaan darurat, biasanya dilengkapi dengan peralatan keselamatan.

Tugas-Tugas Awak Kapal: Tanggung jawab masing-masing awak kapal dalam situasi darurat, seperti meluncurkan peralatan keselamatan atau membantu penumpang.

Isyarat Bahaya Suara: Sinyal atau tanda yang digunakan untuk menginformasikan keadaan darurat.

Prosedur Tindakan Orang Jatuh ke Laut:

  1. Lemparkan pelampung penolong.
  2. Berteriak ke arah anjungan untuk meminta bantuan.
  3. Perhatikan posisi korban dan berikan pertolongan sesuai keadaan.

Prosedur Umum dalam Keadaan Darurat:

  1. Jangan panik.
  2. Kenakan rompi penolong atau pelampung penolong secepat mungkin.
  3. Berkumpul di area yang telah ditentukan sesuai sijil darurat.
  4. Bantu mereka yang membutuhkan pertolongan ekstra.
  5. Ikuti instruksi dan petunjuk dari kru kapal.

Fasilitas Keselamatan:

  • Alat peluncuran dan embarkasi.
  • Peralatan piroteknik untuk memberikan isyarat darurat.
  • Pesawat luput maut untuk evakuasi cepat.
  • Sekoci penyelamat untuk penyelamatan dalam jumlah besar.
  • Alat penolong perorangan seperti pelampung dan rompi penolong.
  • Alat penolong lain sesuai kebutuhan dan situasi darurat.

Evakuasi dengan Pesawat Luput Maut:

  • Ikuti petunjuk petugas dalam peluncuran pesawat.
  • Utamakan keselamatan anak-anak, wanita, orang tua, dan yang rentan.

Evakuasi dengan Pelampung Penolong atau Rompi Penolong:

  • Perhatikan ketinggian dan kondisi permukaan air sebelum melompat.
  • Ikuti petunjuk penggunaan alat keselamatan dengan benar.
  • Bantu mereka yang membutuhkan pertolongan saat evakuasi.

Meninggalkan Kapal (Abandon Ship):

  • Tunggu perintah dari kapten atau petugas yang bertanggung jawab.
  • Kenakan semua pakaian dan perlengkapan keselamatan yang tersedia.
  • Minum jika memungkinkan dan bantu mereka yang membutuhkan.

Dengan menyusun dan mengikuti prosedur keselamatan yang telah ditetapkan, kapal dapat mengurangi risiko dan menghadapi keadaan darurat dengan lebih efektif.