Monday, November 30, 2009

Pengenalan dan Klasifikasi Trawl untuk Penangkapan Ikan dan Udang

PENGENALAN

Pukat ikan atau pukat udang, yang lebih dikenal sebagai trawl atau pukat harimau, merupakan alat tangkap ikan berbentuk kerucut yang dioperasikan dengan cara menghela atau towing. Alat ini didesain untuk membuka mulut jaring ke samping menggunakan otter board. Bagian atas jaring ditopang oleh pelampung sementara bagian bawahnya diberi pemberat agar dapat mempertahankan posisinya di dalam air. Penggunaan pukat harimau sangat populer di kalangan nelayan karena efisiensinya dalam menangkap ikan dan udang dalam jumlah besar.

Kapal trawl dalam posisi jaring terangkat setelah operasi penangkapan ikan dan udang
Kapal trawl dalam posisi jaring terangkat, menunjukkan hasil tangkapan ikan dan udang yang melimpah setelah operasi penangkapan

KLASIFIKASI TRAWL

  1. Cara Mulut Jaring Terbuka:

    • Beam Trawl: Menggunakan balok untuk membuka mulut jaring secara mekanis.
    • Otter Board: Memanfaatkan papan penyebar untuk membuka mulut jaring ke samping.
    • Paranzella: Jenis trawl yang dioperasikan oleh dua kapal yang bekerja bersama-sama untuk membuka mulut jaring.
  2. Jumlah Kapal yang Mengoperasikan:

    • Satu Kapal: Trawl dioperasikan oleh satu kapal tunggal yang menarik jaring.
    • Dua Kapal: Dikenal sebagai pair trawling, dimana dua kapal bekerja bersama-sama untuk menarik satu jaring besar.
  3. Letak Alat Saat Dioperasikan:

    • Permukaan: Alat tangkap dioperasikan di permukaan air, biasanya untuk menangkap ikan pelagis.
    • Pertengahan: Alat tangkap dioperasikan di kolom air tengah, menargetkan ikan demersal.
    • Dasar: Alat tangkap dioperasikan di dasar laut untuk menangkap ikan atau udang yang hidup di dasar.
  4. Jumlah Panel (SIM):

    • Dua Panel: Jaring terdiri dari dua panel yang sederhana.
    • Empat Panel: Jaring terdiri dari empat panel, memberikan struktur yang lebih kompleks.
    • Enam Panel: Jaring terdiri dari enam panel untuk menangkap lebih banyak ikan atau udang.
  5. Jumlah Alat Tangkap yang Dioperasikan:

    • Satu Alat: Menggunakan satu alat tangkap utama.
    • Lebih dari Satu Alat: Menggunakan beberapa alat tangkap secara bersamaan untuk meningkatkan efisiensi.
  6. Letak Alat Tangkap:

    • Buritan (Stern): Alat tangkap dipasang di bagian belakang kapal, cocok untuk kapal besar.
    • Samping (Side): Alat tangkap dipasang di samping kapal, sering digunakan untuk kapal kecil hingga menengah.
  7. Tujuan Penangkapan:

    • Pukat Udang: Khusus untuk menangkap udang.
    • Pukat Ikan: Khusus untuk menangkap berbagai jenis ikan.
    • Lainnya: Tujuan lainnya sesuai dengan jenis target tangkapan, termasuk penangkapan krustasea lainnya.

KAPAL TRAWL (TRAWLER)

Syarat Kapal Trawl:

  1. Kemampuan Berlayar: Kapal harus mampu berlayar dengan tenaga sendiri secara kontinu untuk menjamin keberhasilan operasi penangkapan.
  2. Ketahanan Cuaca: Kapal harus mampu beroperasi dalam segala cuaca, termasuk cuaca buruk.
  3. Stabilitas Tinggi: Kapal harus memiliki stabilitas yang tinggi dan palkah yang besar untuk menyimpan tangkapan.
  4. Tempat Persediaan: Kapal harus memiliki ruang untuk menyimpan bahan bakar, oli, makanan, air, dan kebutuhan lainnya selama operasi yang lama.
  5. Daya Olah Gerak: Kapal harus memiliki daya olah gerak yang baik untuk manuver saat menarik jaring.
  6. Daya Tarik yang Kuat: Kapal harus memiliki daya tarik yang kuat untuk menarik jaring besar dengan beban tangkapan.

OPERASI PENANGKAPAN TRAWL

Operasi penangkapan menggunakan trawl terdiri dari beberapa tahapan penting, yaitu persiapan, setting, towing, hauling, dan penanganan hasil.

1. Persiapan

Persiapan untuk operasi penangkapan meliputi persiapan di darat dan di laut.

Persiapan di Darat:

  1. Alat Tangkap dan Cadangannya: Menyiapkan alat tangkap utama beserta cadangannya untuk menghindari kerusakan yang tidak diinginkan selama operasi.
  2. Perbekalan: Menyiapkan bahan makanan, bahan bakar, pelumas, air tawar, obat-obatan, dan dokumen kapal yang diperlukan untuk operasi.
  3. Pemeriksaan Sebelum Berangkat:
    • Memastikan keadaan DPI (Daerah Penangkapan Ikan) sesuai dengan musim.
    • Memperoleh laporan dari kapal lain yang sedang beroperasi di wilayah yang sama.
    • Mengumpulkan data hasil tangkapan dari tahun sebelumnya sebagai referensi.

Persiapan di Laut:

  1. Membuka Boom: Membuka boom pada kapal double rig trawl di bagian kanan dan kiri untuk memperluas area tangkapan.
  2. Memasang Warp: Memasang warp pada block di tiang belakang (gallow) atau rig di kanan dan kiri kapal.
  3. Memasang Otter Board: Memasang otter board pada gallow untuk membuka mulut jaring.
  4. Menyambung Jaring: Menyambung jaring dengan warp atau otter board untuk mempersiapkan penarikan.
  5. Memasang Stopper: Memasang stopper untuk menahan posisi jaring selama operasi.
  6. Memasang Try Net: Memasang try net pada posisinya untuk uji coba sebelum operasi utama dimulai.

2. Setting

Setting adalah proses mengatur dan menempatkan jaring di posisi yang diinginkan sebelum mulai menariknya. Tahap ini sangat penting untuk memastikan bahwa jaring berada di lokasi yang tepat untuk menangkap target tangkapan.

3. Towing

Towing adalah proses menarik jaring melalui air untuk menangkap ikan atau udang. Kecepatan dan arah kapal selama towing harus dikontrol dengan baik untuk memaksimalkan hasil tangkapan.

4. Hauling

Hauling adalah proses mengangkat jaring dari air setelah proses penangkapan selesai. Pada tahap ini, hasil tangkapan diambil dan diproses untuk penyimpanan lebih lanjut.

5. Penanganan Hasil

Penanganan hasil mencakup semua langkah untuk mengelola dan menyimpan tangkapan dengan baik setelah hauling selesai. Proses ini penting untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil tangkapan sebelum sampai ke pasar.

Dengan perencanaan dan persiapan yang matang, operasi penangkapan menggunakan trawl dapat berjalan dengan efisien dan efektif, memastikan hasil tangkapan yang optimal dan meminimalkan kerugian. Optimalisasi setiap tahap dalam operasi penangkapan akan membantu nelayan meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha penangkapan.