Monday, November 23, 2009

Panduan Lengkap Jaring Insang (Gillnet): Pengertian, Metode Pengoperasian, dan Jenis di Indonesia

Pengertian Jaring Insang (Gillnet)/ gillnet fishing:

Jaring Insang (Gillnet) adalah salah satu jenis alat penangkap ikan yang digunakan dalam kegiatan perikanan. Alat ini terdiri dari jaring berbentuk empat persegi panjang dengan mata jaring yang memiliki ukuran yang seragam. Keistimewaan jaring insang terletak pada perbedaan jumlah mata jaring ke arah horizontal (Mesh Length / ML) yang jauh lebih banyak daripada jumlah mata jaring ke arah vertikal atau kedalamannya (Mesh Depth / MD).

Ikan yang tertangkap pada jaring insang yang sedang diangkat
Gambar menunjukkan ikan yang berhasil tertangkap pada saat jaring insang sedang diangkat dari perairan

Penggunaan jaring insang melibatkan penggunaan pelampung (floats) yang dipasang di bagian atas jaring untuk menjaga agar jaring tetap mengapung di permukaan air. Di bagian bawah jaring, terdapat beberapa pemberat (sinkers) yang berfungsi untuk menjaga agar jaring tetap tegak dan menempel di dasar perairan. Dengan konstruksi ini, jaring insang dapat dipasang secara vertikal di daerah penangkapan ikan.

Dalam prakteknya, jaring insang digunakan dengan cara yang disesuaikan dengan jenis ikan yang ditargetkan dan kondisi lingkungan perairan. Penggunaannya biasanya melibatkan penempatan jaring secara strategis untuk menangkap ikan yang berenang melalui area yang tertutup oleh jaring, sehingga ikan akan terjebak di dalamnya dan dapat diambil oleh nelayan. Metode penangkapan ini dapat memberikan hasil yang efektif tergantung pada keahlian nelayan dan pemilihan lokasi penempatan jaring yang tepat.

Metode Pengoperasian Jaring Insang:

Pengoperasian jaring insang merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam penangkapan ikan secara efektif. Terdapat beberapa metode yang umumnya digunakan dalam pengoperasian jaring insang, yaitu:

  1. Jaring Insang Pasif:

    • Jaring insang pasif biasanya dipasang pada malam hari dengan atau tanpa bantuan cahaya.
    • Penempatan jaring dilakukan di daerah yang diperkirakan dilalui oleh ikan atau hewan air lainnya.
    • Durasi pemasangan disesuaikan dengan jenis ikan yang ditargetkan atau kebiasaan nelayan.
    • Meskipun pasif, teknik ini seringkali efektif karena dapat menangkap ikan yang bergerak di sekitarnya.
  2. Jaring Insang Semi Aktif:

    • Metode semi aktif melibatkan pengoperasian jaring pada saat-saat tertentu yang dipilih secara strategis.
    • Nelayan dapat menggunakan bantuan cahaya atau pemancingan untuk menarik ikan ke area jaring insang.
    • Hal ini memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi penangkapan dengan menyesuaikan waktu dan lokasi penempatan jaring.
  3. Jaring Insang Aktif:

    • Jaring insang aktif dipasang pada siang hari tanpa harus menunggu ikan memasuki mata jaring.
    • Teknik ini seringkali digunakan dalam situasi di mana nelayan memiliki informasi yang baik tentang pola pergerakan ikan atau ketika ada kebutuhan untuk penangkapan yang lebih cepat dan langsung.
    • Penggunaan teknologi modern, seperti penggunaan GPS dan sensor, juga dapat meningkatkan efektivitas jaring insang aktif ini.

Konstruksi Jaring Insang:

Jaring insang merupakan perangkap yang digunakan dalam penangkapan ikan. Konstruksi jaring insang dapat bervariasi tergantung pada jumlah lembar yang digunakan dan cara jaring tersebut dibuat. Berikut adalah beberapa jenis konstruksi jaring insang yang umum digunakan:

  1. Jaring Insang Satu Lembar:

    • Jaring insang satu lembar adalah jenis yang paling sederhana, terdiri dari satu lembar jaring yang biasanya dipasang secara vertikal di dalam air.
    • Ikan yang tertangkap oleh jaring ini umumnya terjebak di dalamnya saat berenang melewati jaring.
    • Konstruksi ini cocok untuk penangkapan ikan dengan ukuran yang relatif besar dan gerakan yang lebih lambat.
  2. Jaring Insang Dua Lembar:

    • Jaring insang dua lembar terdiri dari dua lembar jaring yang dipasang paralel satu sama lain.
    • Ikan yang lewat di antara dua lembar jaring ini kemungkinan akan terjebak di antara keduanya.
    • Konstruksi ini dapat meningkatkan efisiensi penangkapan, terutama untuk ikan yang lebih kecil dan memiliki gerakan cepat.
  3. Jaring Insang Tiga Lembar:

    • Jaring insang tiga lembar memiliki tiga lembar jaring yang dipasang secara paralel atau diagonal.
    • Konstruksi ini memungkinkan untuk menangkap lebih banyak ikan sekaligus, karena jarak antara lembar jaring lebih sempit.
    • Digunakan terutama untuk penangkapan ikan kecil atau dalam jumlah besar.
Selain jumlah lembar, konstruksi jaring insang juga dapat melibatkan penggunaan bahan jaring yang berbeda, seperti jaring plastik, jaring nilon, atau jaring logam. Pemilihan konstruksi yang tepat sangat bergantung pada jenis ikan yang ditargetkan, kondisi lingkungan, dan praktik penangkapan yang digunakan oleh nelayan.

Target Tangkapan Berdasarkan Konstruksi Jaring Insang:

  1. Jaring Satu Lembar:

    • Ikan Berbentuk Streamline: Jaring satu lembar biasanya efektif untuk menangkap ikan yang memiliki bentuk streamline, seperti Cakalang, Kembung, Sarden, dan Ikan Salem. Ikan-ikan ini cenderung berenang dengan gerakan yang lebih teratur dan dapat dengan mudah terjebak di dalam jaring satu lembar yang dipasang secara vertikal.
  2. Jaring Dua dan Tiga Lembar:

    • Berbagai Jenis Ikan: Konstruksi jaring dua dan tiga lembar lebih sering digunakan untuk menangkap berbagai jenis ikan, termasuk yang tidak berbentuk streamline atau memiliki sifat soliter. Contohnya termasuk ikan-ikan seperti Kakap Merah, Gurame, Kerapu, dan jenis ikan lain yang cenderung bergerombol atau berenang secara acak di sekitar area jaring.
    • Ikan Non-Streamline atau Soliter: Jenis ikan yang tidak memiliki bentuk streamline atau cenderung bersifat soliter juga dapat tertangkap dengan baik menggunakan jaring dua dan tiga lembar. Ini termasuk ikan-ikan dengan bentuk tubuh yang lebih lebar atau memiliki kecenderungan untuk berenang secara individu di sekitar jaring.

Pemilihan konstruksi jaring insang berdasarkan target tangkapan sangat penting untuk meningkatkan efisiensi penangkapan dan meminimalkan tangkapan yang tidak diinginkan. Nelayan seringkali mengadaptasi strategi mereka berdasarkan jenis ikan yang ingin mereka tangkap serta kondisi lingkungan di lokasi penangkapan.

Jenis Jaring Insang di Indonesia:

  1. Jaring Insang Satu Lembar (Single Gillnet):

    • Jaring insang satu lembar merupakan jenis yang paling sederhana dan umum digunakan di berbagai wilayah di Indonesia.
    • Penamaan jaring ini dapat bervariasi tergantung pada daerah atau nama ikan yang ditargetkan. Misalnya, di beberapa daerah disebut sebagai "jaring tikar" karena bentuknya yang datar menyerupai tikar.
    • Jenis jaring ini biasanya digunakan untuk menangkap ikan berbentuk streamline seperti Cakalang, Kembung, Sarden, dan Ikan Salem.
  2. Jaring Insang Dua Lembar (Double Gillnet atau Semi Trammel Net):

    • Jaring insang dua lembar, juga dikenal sebagai semi trammel net, merupakan evolusi dari jaring satu lembar.
    • Konstruksi jaring ini melibatkan dua lembar jaring yang dipasang paralel satu sama lain, meningkatkan efisiensi penangkapan.
    • Di beberapa daerah, jaring ini mungkin dikenal dengan nama lain seperti "jaring dawai dua" atau "jaring lipat dua," mengacu pada struktur lipatannya yang memungkinkan penangkapan yang lebih efektif.
  3. Jaring Insang Tiga Lembar (Trammel Net):

    • Jaring insang tiga lembar, juga dikenal sebagai trammel net, adalah jenis jaring yang paling kompleks dalam konstruksinya.
    • Konstruksi jaring ini melibatkan tiga lembar jaring yang dipasang secara paralel atau diagonal, menciptakan zona penangkapan yang lebih luas.
    • Penamaan jaring ini dapat berbeda-beda di setiap daerah, seperti "jaring tiga mata," "jaring teropong," atau nama-nama lain yang menggambarkan struktur jaring yang kompleks.

Setiap jenis jaring insang memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada kondisi perairan, jenis ikan yang ditargetkan, dan praktik penangkapan yang digunakan oleh nelayan setempat. Adaptasi nama-nama lokal juga mencerminkan kekayaan budaya dan keberagaman tradisi penangkapan ikan di Indonesia.