BITUNG, KOMPAS.com - Organisasi peduli lingkungan World Wildlife Fund (WWF) minta lebih banyak dukungan publik untuk pelestarian penyu laut. Diperkirakan, lebih dari 7.700 penyu tertangkap alat pancing atau menjadi tangkapan sampingan dalam penangkapan ikan tuna dengan kapal rawai panjang.
“Beberapa komunitas pesisir telah menunjukkan kesadaran untuk menyelamatkan penyu, namun masih membutuhkan peran serta semua pihak,” kata Pemimpin Program Penyu WWF Indonesia, Creusa Hitipeuw di area konservasi penyu Kampung Tuloun, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rabu.
Creusa mengatakan, warga Kampung Tuloun yang berada sekitar 70 kilometer dari Kota Manado serta komunitas Jamursba Medi di daerah “kepala burung” Papua merupakan perintis konservasi penyu berbasis masyarakat yang bisa direplikasi di daerah lain.
Menurut dia, inisiatif masyarakat di daerah pesisir untuk menyelamatkan penyu tersebut sangat penting dalam upaya konservasi penyu laut. “Kami harus memastikan setiap telur menetas dan setiap tukik hidup. Kehidupan masyarakat pesisir dekat dengan habitat penyu, jadi peran mereka dalam hal ini sangat penting,” katanya.
Ia menjelaskan, pelestarian penyu mesti dilakukan dengan pendekatan terpadu, termasuk melindungi area habitat penyu, menekan permintaan daging dan telur penyu dan mengurangi tangkapan sampingan dengan menggunakan alat tangkap yang tepat.
“Diperkirakan lebih dari 7.700 penyu tertangkap alat pancing atau menjadi tangkapan sampingan dalam penangkapan ikan tuna dengan kapal rawai panjang,” tambah Koordinator Tangkapan Sampingan WWF Indonesia Ahmad Hafizh Adyas.
ABI